Kerudung Gita,,
Posted by
cute_cuttlefish
on Thursday, September 8, 2011
Gita membanting pintu kamarnya, dia kesal bukan main. Mamanya g mau membelikan kerudung yang dia sukai waktu di mall tadi. Lagian harganya g mahal, G ada 200 ribu ini. Buat Gita alasan mamanya klasik banget, "Kemaren kan kamu baru beli, dan masih banyak kerudung yang belum pernah kamu pakai". Padahal kan kerudung yang tadi itu lucu banget, ada flanel-flanel lucu di pinnggirannya. N Gita baru punya beberapa buah kerudung yang seperti itu. Lebaran juga tinggal beberapa hari lagi, Gita pengen banget pakai kerudung tadi di hari lebaran nanti.
Seharian Gita cemberut, menekuk-nekuk wajahnya hingga beberapa lipatan dan mogok ngomong sama mamanya. Waktu sahur n buka bareng aja Gita juga sama sekali g bersuara. Gita tambah kesel ketika tau mamanya tak mau ambil pusing dengan sikap protesnya itu. Mungkin karena mamanya sudah hafal betul dengan tabiat putri bungsunya itu.
Esok paginya, Gita memutuskan keluar rumah. Mengayuh sepeda fixie biru kesayangannya. Berkeliling kompleks rumah, menghirup segarnya udara pagi, alih-alih mengobati kekesalannya. Tapi, saat berbelok, tibab-tiba, "bbbrrraaaakkk"! dia bertabrakan dengan seseorang. Gita jatuh terpental dan tersungkur di rumput taman. Untunglah. Jadi, Gita g luka-luka. Tapi Gita yang awalnya memang sedan kesal jadi makin tersulut. Dia bergegas berdiri dan berniat memarahi habis-habisan orang yang bertabrakan dengannya tadi. Ketika sudah siap dengan serbuan omelan, entah kekuatan apa yang membuat Gita mematung. Yang ditemukannya adalah seorang gadis sebayanya, bertubuh kurus, dengan baju yang lusuh. Gadis itu terlempar lumayan jauh dari sepedanya. N g seberuntung Gita yang terjatuh di rerumputan, gadis itu terjatuh di jalanan kompleks yang sudah pasti sangat keras. Akibatnya telapak tangannya lecet-lecet, berdarah.
Gita ingat, gadis itu yang hampir tiap hari mengantarkan koran ke seluruh area kompleks ini. Sekarang koran-koran itu bertebaran dimana-mana, berserakan di jalan. Gita segera tersadar dari lamunannya, dan bergegas mengulurkan tangannya, menolong gadis itu. Gadis berkerudung coklat itu tersenyum dan berterima kasih pada Gita. Gita ikut tersenyum. Tapi, ketika membantu merapikan koran-koran dan memberikannya kepada gadis pengantar koran yang kemudian dikenalnya bernama Nida itu, Gita terkesiap. Matanya menangkap pemandangan yang mengusik hatinya. Kerudung Nida sobek. Mungkin karena tersangkut sepeda atau sesuatu ketika tabrakan dengannya tadi. Nida menyadari keterkejutan Gita dan berkata " G papa koq, tenang aja, bisa dibenerin nanti. Udah biasa Git". Gita masih setengah terkejut ketika Nida pamit. Ia masih harus melanjutkan mengantarkan koran-koran pagi itu.
Beberapa hari setelah kejadian itu, Gita bertemu lagi dengan Nida. Dan benar saja, di kerudung Nida terdapat beberapa bekas jahitan karena sobek tempo hari. Di dalam pikiran Gita berkata, " Kalo itu aku, pasti kerudungnya udah aku buang, n udah ngotot minta baru ke mama." Diam-diam Gita menyadari kesalahannya. Kemudian dia berlari ke kamarnya, memilah-milah kerudung-kerudung yang sudah tak pernah dipakainya lagi dan membungkusnya rapi. Dia berniat memberikannya pada Nida. Walaupun g baru, tapi kondisi kerudung-kerudung itu masih baik kondisinya. Ya gimana g, baru dipakai Gita satu atau dua kali.
Di hari lebaran, setelah menunaikan sholat Idul Fitri dan meminta maaf kepada orang tua dan kakaknya, Gita sengaja berdiri di depan rumahnya. Menunggu seseorang, dengan sebungkus kotak yang terbungkus rapi dan senyum tulus berbagi di hari yang suci.
0 comments:
Post a Comment